RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

Perbedaan Bahasa Indonesia 1 dan Bahasa Indonesia 2



Pada semester 5 dan 6, saya mendapatkan mata kuliah bahasa Indonesia 1 dan bahasa Indonesia 2.
• untuk mata kuliah bahasa Indonesia 1
Banyak materi bahasa Indonesia yang diberikan pada mata kuliah bahasa Indonesia 1 ini , diantaranya adalah:
1. Penulisan kata
2. Karangan ilmiah
3. Ragam bahasa
4. Diksi
5. EYD
6. Kalimat efektif
7. Paragraph
8. DLL
Pada mata kuliah ini saya mendapatkan banyak pelajaran yang belum saya dapatkan selama belajar bahasa Indonesia. Saya dapat bicara dengan EYD yang benar. Dan juga mata kuliah bahasa Indonesia 1 membantu saya dalam mempelajari pelajaran ini dengan baik dan benar.
•untuk mata kuliah bahasa Indonesia 2
Pada mata kuliah ini, diterapkan system softskill dimana mahasiswa gunadarma harus menyerahkan tugasnya lewat internet yang dikirim melalui studentsite masing masing mahasiswa. Adapun tugasnya bisa berupa artikel, puisi, cerpen, dll.
Dengan adanya mata kuliah bahasa Indonesia 2 softskill ini, membuat saya dapat berkreatif karena dosen membebaskan setiap mahasiswa dalam membuat tugas sesuai dengan keinginannya. Saya juga dapat belajar lebih disiplin dalam mengumpulkan tugas karena sudah ada waktu yng ditentukan. Namun minimnya informasi tentang ketelatan dan system error pada system ini membuat terkadang mahasiswa ada saja yang tidak mengumpulkan tugas sehingga mendapat nilai “D”. saya menharapkan agar system tersebut dapat diperbaiki dan mahasiswa tidak kesulitan lagi dalam mengerjakan mata kuliah softskill ini.

KRITIK DAN SARAN UNTUK MATA KULIAH SOFTSKILL


KRITIK :
a)   Terkadang teknologi mengalami error, sehingga tugas yang kita kirim tidak terbaca studentsite. Dan juga mahasiswa jadi terhambat dalam memasukan tugas ke studentsite, akibatnya waktu yang diberikan habis dan siswa jadi tidak bias mengirim tugas. Oleh sebab itu pihak yang berwenang harus lebih mengontrol system yang ada agar memudahkan mahasiswa dalam menjalankan system ini.

b)  Mahasiswa sulit mengetahui apakah tugas sudah terkirim apa blum, karena tidak ada pemberitahuan yang jelas dari pihak kampus, sehingga terkadang ada saja mahasiswa yang tidak membuat dan mendapatkan nilai “ D “

c)   Dosen softskill kurang memantau mahasiswa yang menghadapi mata kuliah softskill sehingga mahasiswa sulit untuk bertanya apabila ada kesulitan dalam mata kuliah ini.








SARAN :
a)   Pertemuan dosen yang hanya 1 bulan sekali, terkadang membuat kami kurang mengerti dengan tugas yang diberikan oleh dosen. Kami mengharapakan interaksi lebih banyak lagi lewat email dosennya, agar semua tugasnya bisa kami kerjakan dengan baik.dan juga dosen agar lebih aktif lagi dalam memantau mahasiswanya agar tidak terjadi kesalahan dalam tugas.

b)  Untuk system penilaian kami mengharapkan, jika kami sudah sesuai harapan, daftar hadir kami juga full dan kami mengikuti semua yang peraturan yang ada. Kami mengharapkan mendapat nilai “ A”

c)   Kami mengharapkan dari semua pihak yang bersangkutan dengan mata kuliah softskill agar dapat saling menbantu demi terciptanya suatu mata kuliah softskill yang lebih baik lagi.

Gonbe dan 100 Itik




Di sebuah desa, tinggal seorang ayah dengan anak laki-lakinya yang bernama Gonbe. Mereka hidup dari berburu itik. Setiap berburu, ayah Gonbe hanya menembak satu ekor itik saja. Melihat hal tersebut Gonbe bertanya pada ayahnya," Kenapa kita hanya menembak satu ekor saja Yah?", "Karena kalau kita membunuh semua itik, nanti itik tersebut akan habis dan tidak bisa berkembang biak, selain itu kalau kita membunuh itik sembarangan kita bisa mendapat hukuman.
Beberapa bulan kemudian, ayah Gonbe jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sejak saat itu, Gonbe berburu itik sendirian dan menjualnya. Lama kelamaan, Gonbe bosan dengan pekerjaannya, ia mendapatkan sebuah ide. Keesokan hariya, Gonbe datang ke danau yang sudah menjadi es. Ia menebarkan makanan yang sangat banyak untuk itik-itik. Tak berapa lama, itik-itik mulai berdatangan dan memakan makanan yang tersebar. Karena kekenyangan, mereka tertidur di atas. Gonbe segera mengikat itik-itik menjadi satu. Ia mengikat 100 itik sekaligus. Ketika itik ke seratus akan di ikatnya, tiba-tiba itik-itik tersebut terbangun dan segera terbang. Gonbe yang takut kehilangan tangkapannya, segera memegang tali yang diikatkannya ke itik tersebut. Karena banyaknya itik yang diikat, Gonbe terangkat dan terbawa ke atas. Gonbe terus terbang terbawa melewati awan. Di awan tersebut Ayah dan anak halilintar sedang tidur dengan nyenyak. "Dugg!", kaki Gonbe tersandung badan ayah halilintar. Ayah halilintar terbangun sambil marah-marah, ia segera mengeluarkan halilintarnya yang kemudian menyambar tali-tali yang mengikat itik-itik itu.
Gonbe jatuh ke dalam laut! Ia jatuh tepat di atas kepala Naga laut yang berada di Kerajaannya. Naga laut menjadi marah dan mulai memutar-mutar ekornya, lalu memukulkannya ke Gonbe. Gonbe terbang lagi dari dalam laut. Akhirnya Gonbe jatuh ke tanah dengan kecepatan tinggi. Akhirnya Gonbe jatuh ke atap jerami rumah seorang pembuat payung. "Kamu tidak apa-apa?", Tanya si pembuat payung sambil menolong Gonbe. "Maaf atap anda jadi rusak. Berilah pekerjaan pada saya untuk mengganti kerugian anda". "Kebetulan, aku memang sedang kekurangan tenaga pembantu", kata pembuat payung.
Sejak itu Gonbe menjadi rajin membuat payung. Suatu hari, ketika sedang mengeringkan payung di halaman, datang angin yang sangat kencang. Karena takut payungnya terbang, Gonbe segera menangkap payung tersebut. Tetapi payung tersebut terus naik ke atas bersama Gonbe. Dengan tangan gemetaran Gonbe terus memegang payung sambil terus terbang dengan payungnya hingga melewati beberapa kota. Payung tersebut akhirnya robek karena tersangkut menara dan pohon-pohon. Gonbe pun jatuh. Untungnya ia jatuh tepat di sebuah danau. Gonbe merasa lega. Tidak berapa lama tiba-tiba kepala Gonbe di patuk oleh sekawanan hewan. "Lho ini kan itik-itik yang aku ikat dengan tali. Ternyata benar ya, kita tidak boleh serakah menangkap sekaligus banyak." Akhirnya Gonbe melepaskan tali-tali yang mengikat kaki-kaki itik tersebut dan membiarkan mereka terbang dengan bebas.
Pesan Moral : Kita tidak boleh menjadi orang yang tamak dan serakah serta kikir. Cerita di atas menggambarkan adanya hukuman bagi orang yang tamak serta melanggar ketentuan yang sudah ada.

By : Tia

Tukang Sepatu dan Liliput

       Dahulu kala, disebuah kota tinggal seorang Kakek dan Nenek pembuat sepatu. Mereka sangat baik hati. Si kakek yang membuat sepatu sedangkan nenek yang menjualnya. Uang yang didapat dari setiap sepatu yang terjual selalu dibelikan makanan yang banyak untuk dibagikan dan disantap oleh orang-orang jompo yang miskin dan anak kecil yang sudah tidak mempunyai orangtua. Karena itu walau sudah membanting tulang, uang mereka selalu habis. Karena uang mereka sudah habis, dengan kulit bahan sepatu yang tersisa, kakek membuat sepatu berwarna merah. Kakek berkata kepada nenek, “Kalau sepatu ini terjual, kita bisa membeli makanan untuk Hari Raya nanti.

       Tak lama setelah itu, lewatlah seorang gadis kecil yang tak bersepatu di depan toko mereka. “Kasihan sekali gadis itu ! Ditengah cuaca dingin seperti ini tidak bersepatu”. Akhirnya mereka memberikan sepatu berwarna merah tersebut kepada gadis kecil itu. 

       “Apa boleh buat, Tuhan pasti akan menolong kita”, kata si kakek. Malam tiba, merekapun tertidur dengan nyenyaknya. Saat itu terjadi kejadian aneh. Dari hutan muncul kurcaci-kurcaci mengangkut kulit sepatu, membawanya ke rumah si kakek kemudian membuatnya menjadi sepasang sepatu yang sangat bagus. Ketika sudah selesai mereka kembali ke hutan. 

       Keesokan paginya kakek sangat terkejut melihat ada sepasang sepatu yang sangat hebat. Sepatu itu terjual dengan harga mahal. Dengan hasil penjualan sepatu itu mereka menyiapkan makanan dan banyak hadiah untuk dibagikan kepada anak-anak kecil pada Hari Raya. “Ini semua rahmat dari Yang Maha Kuasa”.
Malam berikutnya, terdengar suara-suara diruang kerja kakek. Kakek dan nenek lalu mengintip, dan melihat para kurcaci yang tidak mengenakan pakaian sedang membuat sepatu. “Wow”, pekik si kakek. “Ternyata yang membuatkan sepatu untuk kita adalah para kurcaci itu”. “Mereka pasti kedinginan karena tidak mengenakan pakaian”, lanjut si nenek. “Aku akan membuatkan pakaian untuk mereka sebagai tanda terima kasih”. Kemudian nenek memotongh kain, dan membuatkan baju untuk para kurcaci itu. Sedangkan kakek tidak tinggal diam. Ia pun membuatkan sepatu-sepatu mungil untup para kurcaci. Setelah selesai mereka menjajarkan sepatu dan aju para kurcaci di ruang kerjanya. Mereka juga menata meja makan, menyiapkan makanan dan kue yang lezat di atas meja. 

       Saat tengah malam, para kurcaci berdatangan. Betapa terkejutnya mereka melihat begitu banyaknya makanan dan hadiah di ruang kerja kakek. “Wow, pakaian yang indah !”. Merek segera mengenakan pakaian dan sepatu yang sengaja telah disiapkan kakek dan nenek. Setelah selesai menyantap makanan, mereka menari-nari dengan riang gembira. Hari-hari berikutnya para kurcaci tidak pernah datang kembali. 

       Tetapi sejak saat itu, sepatu-sepatu yang dibuat Kakek selalu laris terjual. Sehingga walaupun mereka selalu memberikan makan kepada orang-orang miskin dan anak yatim piatu, uang mereka masih tersisa untuk ditabung. Setelah kejadian itu semua, Kakek dan dan nenek hidup bahagia sampai akhir hayat mereka.


By : Tia

PUISI CINTA



Bersamamu telah kujalani
Separuh kisah cinta ini                                                                                                           hatiku merasa tenang denganmu
Bahagia terjaga cintamu
Namun…
Itu dulu kasih
Saat dirimu masih disampingku
Kini kau hilang bersama mentari
Mengubah gelap hariku
Memang cinta
Tak seperti yang kukira
Dan akhirnya aku mati bersama cinta ini
By : Tommy

SAHABAT SEJATI

Sahabatku . . .
Di dalam kegelapan hidup ini
Aku berjalan mencari arti kehidupan
Teringat aku padamu selalu

Sahabatku . . .
Engkau yang selalu ada untukku
Dikala siang atau pun malam
Hingga pagi kembali datang menjelang

Sahabatku . . .
Kemanakah engkau kini
Mengapa kau pergi tanpa kabar
Tapi ku tau kau selalu ada untukku

Sahabatku . . .
Kita akan selalu bersama selalu
Karena sahabat sejati takkan pernah mati
Walau bumi tak lagi berputar
 
Copyright 2009 andrian kusuma putra. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy